LPM- Dalam rangka peningkatan dan penguatan Sistem Penjaminan Mutu Internal, LPM UIN Walisongo mengadakan kegiatan pembekalan bagi TIM GPM (Fakultas) dan GKM (program Studi). Kegiatan ini Merupakan acara yang dirancang dalam rangka untuk meningkatkan kapasitas dan refreshment anggota GPM GKM dalam menjalankan tugasnya. Acara pembekalan ini dilaksanakan pada Rabu dan Kamis 9-10 Juni 2021 di Ruang Teater gedung Rektorat Kampus 3, Kegiatan ini dibuka oleh WR 1 dan diikuti oleh 9 Tim GPM, 47 Tim GKM, dan Tim LPM.

Dalam arahannya saat membuka kegiatan pembekalan tersebut, Bapak Muhsin Jamil selaku WR 1 memberikan penjelasan bahwa kegiatan peningkatan Mutu akan selalu diprioritaskan dan menjadi hal yang utama. Tegasnya, dalam meningkatkan Mutu dilembaga atau perguruan inggi perlu beberapa hal yang perlu disiapkan diantaranya; Pertama, dengan kegiatan peningkatan mutu yang mengarah kepada output yang unggul harus selalu digalakan. Kedua, peningkatan mutu secara kelembagaan menjadi suatu factor kemajuan bagi suatu lembaga. Ketiga, pembenahan-pembenahan guna mencapai standar internasional harus selalu ditingkatkan.

Lebih lanjut disampaikan, dalam mencapai itu semua perlu kerja keras dari berbagai lini dan tidak menggunakan lembaga-lembaga yang kurang professional sebagai patner dalam meningkatkan mutu. Kegiatan ini juga menjadi langkah penting dalam meningkatkan mutu meraih standar internasional. Saat ini, UIN Walisongo sudah terakreditasi A dan masuk peringkat tiga besar UIN se Indonesia, dan ini merupakan Prestasi yang perlu dipertahankan.

Kegiatan pembekalan GKM GPM merupakan salah satu kegiatan di bawah koordinasi Pusat Audit dan Pengendalian Mutu, Komarudin. Bertindak sebagai pemateri utama adalah Bapak Agung Yulianto, Ketua Badan Penjaminan Mutu dari Unnes. Pada kesempatan ini, beliau menyampaikan materi tentang kebijkan penjaminan mutu dalam Merdeka Belajar – Kampus Merdeka.

Merdeka Belajar diartikan dengan pertama, kebebasan bagi para dosen untuk melakukan eksperimen berbagai metode pembelajaran, serta perguruan tinggi memeberikan kebebasan bagi mahasiswa untuk memperdalam disiplin keilmuanya di Universitas yang lain yang masih mempunyai rumpun ilmu yang sama. Kedua, menciptakan kultur Kampus merdeka, yakni dengan menciptakan multi itelegensi bagi mahasiswa yang mengarah kepada ensiklopedik pengetahuan. Ketiga, berkolaborasi dengan dunia Kerja dunia Indusri. Keempat, praktisi praktisi diberikan kesempakan untuk menularkan pengalaman-pengalamanya di dunia kampus.

Selain itu, Pak Agung juga menjelaskan bahwa salah satu aspek yang penting diperhatikan dalam pencapaian akreditasi Unggul adalah Tracer study. Dengan melakukan tracer study nantinya bisa melihat sejauh mana keberhasilan output dari perguruan tinggi tersebut. Dari situ juga bisa dilihat sejauh mana efektifitas kurikulum yang kita terapkan, sejauh mana pelayanan yang sudah disajikan dan yang terakhir adalah sejauh mana kontrol yang sudah dilakukan dalam menjaga mutu.

Pada hari kedua dilanjutkan dengan pemaparan materi Oleh Bapak Lutfi dari (Sekretaris BPM UNNES) yang berbicara tentang Akreditasi internasional. Dalam persiapan akreditasi yang berbasis internasional terlebih dahulu disiapkan pedoman dan panduan yang jelas karena kualitas tidak muncul dengan sendirinya, namun diraih dengan usaha dan kerja keras. Dengan mengutip “Quality is Never an accident, it is always the result of intelligent effort” (sebuah kutipan yang menjelaskan bahwa kualitas bukanlah hasil dari keberuntungan, namun semua diraih melalui usaha keras), Pak Lutfi membakar semangat para peserta, sebelum menerangkan langkah-langkah dalam mempersiapkan akreditasi internasional.

Setelah pemaparan materi dari LPM UNNES, giliran selanjutnya adalah diskusi dan Tanya jawab yang dikiuti oleh peserta. Alhamdulillah selama kegiatan dua hari berjalan dengan lancar dan menghasilkan pengalaman baru sebagai bekal dalam melakukan kerja dimasing masing jurusan. (Ichrom)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *